Pilih Sepi dan Puisi aku ingin menyepitak mau lagi pasardan gaduh pertengkaran.aku cuma mausunyi yang keladidan menaruh setianyadi kursi ini.aku

Menulis Buku Terasa Lebih Ringan
Pilih Sepi dan Puisi aku ingin menyepitak mau lagi pasardan gaduh pertengkaran.aku cuma mausunyi yang keladidan menaruh setianyadi kursi ini.aku
Berguru pada Cermin aku becermindi situ ada aku yangjadi siswa fakirilmu dan harta.aku masih melihatada luka nggantungdan wajah yangselalu berkabung.aku
Lekas Bangkit Lalu Berakit itu jantungmu memang suwungdan sepasang mata tak lupa menangiskarena kehilangan pemandanganpun kaki tak bisa lari dan
Masih Berjuang Untuk Kita mereka masih sajaberkeringat musim dilorong panjang itusesekali mengeluh selebatpeluh di dekat pasiensembari menataplangit-langit dan tak lupatengadah
Ibu sentuhan ibu selimut musimdan keringat ibu adalah asin lautyang menjaga aku sebagaiikan di peluk ketatnya tangan ibu desir angin
Jelang Kematian jelang petang tibaapa kita sudah berkemaslalu menempuh pergidengan bekalyang sedemikian kekal? kalaupun kita lekasdijaring petangdan ditandur kubursegalanya bakal
Lelaki Bermuka Lampu dan Lelaki Bermata Mati lelaki bermuka lampumenepi ke jalan berdebu itumelihat umat bermata matidan amat pembenci.ia memberi
Begini Sepinya Dada begini sepinya dadakudi punggung kursitanpa puisi dan sentuhanbidadari yang masih embuhdipenggal jalan tempuhpun tak gegas datangdari belakang
Dan Sekarang, Terserah Kalian sekarang terserahmukami sudah bersusah menjagaberjuta paru-parudan kini tangan iniberjerih sia kalian tetap seterbangkepak burung darasemau mana
Malam Tempat Menangis malam demamoleh kata-kata yangnyala dan sulut.di ini malam, akuingin mengadutentang cinta yangseringkali akrabdengan kehilangan di mana air