“Mak, tebak aku juara berapa”? Neni langsung melapor ke ibunya sebaik turun dari motor boncengan ayahnya.“Itu pakaian kotor semua”? Mata
Penulis: May Silla
Membungkus Rindu di Masa Corona
Membungkus Rindu di Masa Corona(May Silla) Aku tak pandai merangkai kata manisDalam bungkusan lisan tak berucapKetika kucoba mengabaikan waktuUntuk sekedar
Bungkusan dari Ayah
Bungkusan dari Ayah Jika bisa memilih, aku ingin tinggal di pondok saja. Menghabiskan masa Ramadhan dengan khusuk. Namun suatu keharusan,
Harta Karun Ayah (Bagian 1)
Harta Karun Ayah (Bagian 1) Kuamati rumah tua itu. Atapnya yang berwarna coklat dan daun jendela kayu yang hampir lepas
Mengenalmu di Penghujung Waktu
Apa yang membuat Anda bahagia hari ini? Tentunya. Jawaban setiap orang akan berbeda. Bagi saya, sebuah perjalanan bermakna, tepatnya jelajah

Gadis Kecil di Tepi Jalan
Ketika yang lain sibuk dengan gadgetnya Bercanda ria Tetap bersua walau hanya di dunia Maya Ia, gadis kecil itu Mengawal

Beban, Perekat Kebersamaan
Siapa yang tak punya beban? Tentu tidak ada. Terlebih apabila dalam masa menapaki langkah dalam kebersamaan Kesalahan kecil bisa menjadi

Menulis Sembari Ngantri? Kenapa Tidak?
Kuambil nomor antrian. Nomor 37. Padahal masih pagi sekali. Sembari duduk_dan pastinya sudah cuci tangan, kubuka telepon selulerku. Ratusan chat
Ibuku, Sang Inspirator
Ibuku, sang Inspirator Jika ditanya, siapakah orang terdekat yang paling hebat? Jawaban saya adalah Ibu. Ya, kami menyebutnya ‘Omak’. Sosok
Membungkus Rindu
Membungkus Rindu (MaySilla) Aku tak pandai merangkai kata manis Dalam bungkusan lisan tak berucap Ketika kucoba mengabaikan waktu Untuk sekedar