Kupinang engkau dengan Bismillah (2) Sibuk dengan pikirannya, Lutfi memasuki gedung kantor tempat ia bekerja lebih dari lima tahun. Sempat

Menulis Buku Terasa Lebih Ringan
Kupinang engkau dengan Bismillah (2) Sibuk dengan pikirannya, Lutfi memasuki gedung kantor tempat ia bekerja lebih dari lima tahun. Sempat
Alhamdulillah ya, kita telah lewati sepuluh hari pertama Ramadan tahun ini.Ibadah yang sedikit berbeda telah kita jalankan. Penyesuian yang luar
Kupinang Engkau dengan Bismillah (1) Pagi itu, matahari tersenyum malu-malu. Lutfi membuka tirai jendela apartemennya. Pemandangan dari lantai delapan itu
Kupilih Engkau Untuk Bahagia (8 Anita memesan gado-gado sedangkan Lutfi memesan soto ayam untuk sarapan pagi. Anita bersyukur dengan penawaran
Kupilih Kamu Untuk Bahagia (7) Tok –tok – tok. Suara itu membuat Anita menoleh ke arah pintu kamar yang perlahan
Kupilih Kamu Untuk Bahagia (6) “Bagaimana pertemuanmu dengan Lutfi?” Suara Abi memecah keheningan setelah Anita mencium tangannya. Seperti biasa dialog
Kupilih Kamu Untuk Bahagia (5) “Sudah berapa kali Nita dipertemukan seperti ini?” pertanyaan Lutfi menjadikan Anita kembali menatap laki-laki itu.
Sore saat suamiku pulang,wajahnya begitu kusut. Kemungkinan ia kembali dengan tangan kosong. Sejak diberlakukannya PSBB serta larangan membawa penumpang bagi
Kupilih Kamu Untuk Bahagia (4) “Berarti Nita pindah dari Salatiga setelah lulus SMP ya?” begitu Lutfi membuka percakapan setelah mencuci
Adakah teman yang jelek sehingga hadirnya tak diharapkan? Ternyata kelaparan dan pengkhianatan apabila menyertai kita, menjadi teman yang jelek. Pernahkah